Siswi Semarang Hilang di Gunung Slamet Telah Ditemukan
Kasus ini terungkap lantaran Vio, sapaan akrabnya, tidak masuk praktik kerja lapangan (PKL) tanpa keterangan.
Diketahui, Vio tengah menjalani PKL di PT KAI.
"Pihak sekolah monitoring, ternyata diketahui anak ini tidak masuk tanpa keterangan.
Untuk itu sekolah koordinasi dengan keluarganya," kata Harti di SMKN 3 Semarang, Selasa (8/10/2024).
"Dari keluarga diketahui ternyata Naomi ini memang izin mau kegiatan di luar. Tapi untunglah kita juga konfirmasi ke orang tua, sekolah menegaskan bahwa sekolah tidak ada kegiatan di luar," imbuhnya.
Harti mengatakan, pihak sekolah pun berkoordinasi dengan teman PKL.
Dari situ baru diketahui Naomi memiliki rencana untuk mengikuti open trip ke Gunung Slamet, Sabtu (5/10) dan turun pada Minggu (6/10) kemarin.
Mengetahui hal tersebut, pihak sekolah pun mengirim tim pencari ke Gunung Slamet pendakian via Bambangan.
Ada orang tua, siswa, serta unit pertolongan Pramuka.
Diketahui dari salah satu teman yang mengikuti open trip tersebut, Naomi sempat pamit akan turun terlebih dahulu.
"Ketika mau turun ke pos Bambangan, Naomi yang bersama tiga temannya izin untuk turun terlebih dahulu, tetapi sampai pos Bambangan tidak ada," ungkapnya.
Usai dilakukan pencarian bersama Tim SAR gabungan, Naomi pun akhirnya sudah ditemukan di pos 7 dalam kondisi selamat meski lemas.
"Alhamdulillah baru saja dapat berita dari tim bahwa sudah ditemukan dalam keadaan selamat," ucap Harti.
"Ditemukan 10.00 WIB, ditemukan di jalur 7 atau pos 7 arah Gunung Malang. Ini masih dievakuasi. Kalau yang berdasarkan chat antar-teman satu rombongan," sambungnya.
Sementara itu, menurut Kepala BPBD Purbalingga, Prayitno, pada saat ditemukan pertama kali, korban berada di Pos 7 jalur pendakian Gunung Malang. Saat itu tim SAR Desa berteriak memanggil namanya.
"Itu dia di Pos 7 di belakang warung jarak sekitar 10 meter dia duduk terus ketika SAR Desa manggil-manggil ada suara jawaban," terangnya
Saat itu menurut Prayitno, korban diminta untuk tidak bergerak. Karena saat itu kondisinya lemas.
"Ketika itu korban diminta untuk tidak bergerak dari posisinya. Kondisinya lemas, dari pos 7 sampai 2 itu dipapah. Terus di pos 2 baru jalan sendiri," jelasnya.
Prayitno menyebut korban sudah tersesat cukup jauh dari jalur seharusnya. Korban berjalan ke arah Pos Baturraden.
"Ini ditemukan di Pos 7 arah Gunung Malang itu kalau jalan terus itu malah sampai ke Baturraden. Jadi sudah melenceng ke arah Baturraden," ungkapnya.
Prayitno mengatakan korban saat ini dalam perawatan intensif. Rencananya, korban akan menjalani rawat inap 1 hari.
"Saat ini korban dirawat di PKU Muhamadiyah Bobotsari. Rawat inap sehari saran dari tim medis," pungkasnya.
Kapolres Purbalingga, AKBP Rosyid Hartanto, menyebut Naomi mengikuti kegiatan mendaki melalui open trip di Tiktok. Pendakian ini bersifat terbuka untuk siapapun.
"Ya ini sifatnya seperti terbuka open trip gitu. Undangannya melalui TikTok siapapun boleh ikut dan jumlahnya rombongan ada 40 orang tapi terbagi dalam beberapa kelompok," kata Rosyid kepada wartawan, Selasa (8/10/2024).
Menurut dia, dari hasil penelusuran di media sosial, wanita ini sudah beberapa kali melakukan pendakian. Namun untuk Gunung Slamet baru kali ini.
"Dari hasil pemetaan di media sosial jadi Vio ini sudah beberapa kali mendaki. Gunung Slamet baru ini," terangnya.
Lebih lanjut, Rosyid mengatakan ketua rombongan yang membawa pendakian open trip ini asal Semarang.
"Ketua rombongan itu asal Semarang. Termasuk Vio ini asal Semarang dan masih bersekolah umurnya 17 tahun," jelasnya.
Kapolres Purbalingga, AKBP Rosyid Hartanto, mengatakan Vio diduga melanggar batas aman radius dari puncak.
Sebab, dari data yang dirilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga saat ini, status Gunung Slamet masih waspada level II.
Rosyid mengungkapkan, sebelumnya para pendaki tersebut sudah menandatangani surat pernyataan untuk tidak mendaki sampai puncak. Namun, kesepakatan itu tidak dipatuhi.
"Berdasarkan surat pernyataan yang sudah dibuat memang dalam hal ini pendakian di Gunung Slamet sudah diberikan warning bahwa pendaki tidak boleh sampai ke puncak batas 3 km," kata Rosyid kepada wartawan di Mapolres Purbalingga, Selasa (8/10/2024).